FILM THE SECRET: SUSTER NGESOT URBAN LEGEND: HANTU DAN LOGIKA NGESOT
G E B Y A R F I L M
I N D O N E S I A
THE
SECRET: SUSTER NGESOT URBAN LEGEND:
HANTU
DAN
LOGIKA
NGESOT
Oleh
Moch.Taufik Hidayatullah
No. 53 / MINGGU 5 – 06 Mei –
12 Mei / Gebyar Film Indonesia
Film Suster Ngesot (2007)
pernah menjadi buah bibir masyarakat Indonesia dengan mengulas ihwal kemunculan
nama baru dalam data sensus hantu Indonesia.
Setelah sepuluh tahun berlalu, Suster Ngesot hadir lagi mengisi layar
lebar Indonesia di bawah komando produser Raffi Ahmad dengan rumah produksi RA
Picturesnya. Film The Secret: Suster
Ngesot Urban Legend (2018) memasang Nagita Slavina dan Marshanda sebagai
dua wanita pionir dalam perguliran cerita arwah gentayangan berwujud suster.
Melihat sepak terjang RA Pictures yang masih seumur
jagung, film horor perdananya terbilang nekat diluncurkan dalam pekan perilisan
film Avengers: Infinity War. Masih
membekas bagaimana pencapaian jumlah penonton film Rafathar (2017) yang sepi dari penonton namun menelan biaya
fantastis untuk keperluan CGI, kini Raffi Ahmad menggelontorkan dana untuk film
keduanya yang sebenarnya menantang nyali pula. Terlepas dari pertimbangan waktu
perilisannya di bioskop, satu hal yang membuat bulu roma meremang ialah
proporsi konflik dalam film yang disutradarai Arie Aziz ini bagai magnet yang
menarik berbagai reaksi.
Tak dapat dibantah jika alur cerita film ini sangat
dangkal dan sekadar berfungsi menakut-nakuti lewat kemunculan hantu yang
terbilang rajin. Akting para aktor dan aktris yang lemah ditambah jalinan
cerita yang bolong-bolong akibat banyak babak lompat-lompatan membuat film ini
didera krisis yang sampai batas klimaks. Sedih membayangkan wajah film horor
ini di tengah arus genre horor berkualitas yang mencoba menegakkan lagi panji
kejayaan sinema dalam negeri. Kenyataannya meski film ini dilingkupi berbagai
pemandangan serba mahal dari jejeran mobil sport harga selangit yang bak
pameran dan ketidakwajaran yang menyedihkan membuat film ini tidak masuk akal.
Segala perputaran konflik dari awal hingga tengah terasa sangat memaksa dan
sejatinya bertabrakan dengan logika akal sehat kita.
Mengakhiri narasi apresiasi film The Secret: Suster Ngesot Urban Legend, film horor bukan salah satu
genre yang dapat diekseskusi sesuka hati. Berkat hantu dan logika ngesot, film
ini berimplikasi menurunkan kepercayaan masyarakat yang sudah menaruh hati pada
film horor Indonesia. Melupakan babak
terpuruknya film horor Indonesia pra 2010 yang babak belur oleh ide jelek dan
tempelan artis dan adegan porno. Dengan gelontoran dana yang tidak sedikit,
para produser diimbau untuk tidak jemu-jemu membuat cetak biru yang optimal
dalam mengimplementasikan sebuah film lokal yang berkualitas sehingga di
samping memenuhi target komersil juga berjuang menumbuhkan kepercayaan
masyarakat terhadap karya-karya film garapan anak bangsa. (GN-©MTH)
Komentar
Posting Komentar