MENCETAK FIGUR AGENT OF CHANGE YANG CERDAS MENGHIJAUKAN PERADABAN





R I M B A   K A R Y A
MENCETAK FIGUR
AGENT OF CHANGE
YANG CERDAS
MENGHIJAUKAN
PERADABAN
Oleh Moch.Taufik Hidayatullah
No. 03 / 16 Feb 2018 / Rimba Karya

     Peradaban abad milenium dihadapkan tantangan besar yang menuntut keterlibatan himpunan besar populasi manusia seluruh dunia. Terguncangnya keseimbangan pada komponen-komponen pembangun peradaban mencuri perhatian publik yang berbenturan pada paham yang digagas dalam teori Arnold Y. Yoynbee bernotabene seorang sejarawan asal Inggris yang menguraikan teori lahirnya peradaban dalam teorinya Challenge and Respons. “Peradaban itu lahir sebagai respon (respon) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidup.” Benang merah yang dapat ditarik dari teori tersebut jika diposisikan pada kenyataan dewasa ini sangatlah tidak kontekstual.
            Kerusakan dan bencana alam yang terlanjur terjadi menjadi rambu sekaligus isyarat alam dalam menegur umat manusia untuk segera berbenah. Dan secara kolektif bahu-membahu meminimalisir konsekuensi yang harus ditebus. Tanggung jawab besar harus dilaksanakan pasca rangkaian kegiatan eksploitasi atas nama keserakahan yang tak menyisakan welas asih untuk menghargai bumi yang telah mengasihi manusia lewat sejumlah sumber daya alam yang dapat didayagunakan.
Menumbuhkan jiwa kesadaran masyarakat dalam rangka penyelamatan peradaban yang keseimbangannya mulai goyah adalah jalan keluar yang bijak. Konsep gaya hidup hijau atau dikenal dengan istilah Go Green menjadi alternatif dalam menghasilkan dampak positif bagi setiap aspek kehidupan terhadap lingkungan sehingga planet ini mampu mempertahankan peradaban yang mendukung keberlangsungan hidup generasi ke generasi. Dari konteks faktualnya praktik gaya hidup hijau kini dimaksudkan untuk meminimalkan polusi atau toksin dari lingkungan serta meminimalisir kebiasaan merusak serta mencemari lingkungan secara murni.
Tak dipungkiri mengorbit agen perubahan sebagai wujud kontribusi  untuk mengubah pola dan gaya hidup yang salah dalam rangka mengembalikan keserasian hidup antara manusia dengan alam begitu merupakan jalan keluar yang bijak. Mengusung visi mampu mempelopori sekaligus mengkampanyekan aksi perubahan atas tradisi perusakan alam di berbagai sektor yang dianggap lumrah, maka setiap agen perubahan harus memiliki prinsip berfikir yang panjang sehingga mampu menjangkau segala prospek di kemudian hari atas pemikiran yang dicanangkannya. Inovasi merupakan kunci dalam melahirkan gagasan perubahan seorang agen. Yang tentunya dilandasi asas efektif dan efisien dalam implementasinya ketika terjun di lingkungan sosialnya.
Seorang agen harus mengasah kemahirannya dalam mempengaruhi minat klien yang menjadi subjek sasaran. Membangun peradaban yang seimbang dengan konsep gaya hidup hijau dalam kehidupan setiap individu tentu menuntut agen untuk mengkonversikan gagasan yang diadopsi menjadi tipikal komunikasi yang efektif dan mudah diterima. Dalam pemahaman ini seorang agen harus mampu menempatkan kedudukan gagasan perubahannya sesuai kebutuhan kliennya. Rintangan juga tak luput dalam mempersulit kerja seorang agen perubahan sewaktu mengkomunikasikan inovasinya. Perbedaan pola fikir maupun sistem antara agen perubahan dan klien perlu dijembatani dengan menempatkan kedudukan seorang agen perubahan sebagai bentuk marginal terpinggirkan dengan menyisihkan prioritas dari masing-masing kepentingan. Tidak terlalu radikal mempromosikan suatu paham sehingga dipandang akan menanamkan ideologi fanatisme.
Agar pertalian antara agen perubahan dan klien dapat berjalan lancar, umpan balik dari sistem klien harus sampai pada agen perubahan. Dengan begitu pengaturan program yang cocok dengan kebutuhan klien dapat disesuaikan. Sebagai tahap awal agen perubahan mencoba menawarkan gagasan yang dapat memotivasi klien untuk dapat turun tangan menjalankan program yang dirintis agen perubahan. Tindakan nyata dari konsep gaya hidup hijau mulai diperkenalkan dari analisis sederhana kemudian dipertajam dalam analisis mendalam. Kajian konsep 7R sebagai pengembangan dari konsep 5R yang terdiri dari Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Replace (mengganti dengan yang lebih aman), Replant (menanam kembali), Refill (mengisi ulang), dan Repair (pemeliharaan) diperkenalkan. Pada awalnya agen perubahan harus ekstra kerja keras untuk menumbuhkan kesadaran klien akan pentingnya mengubah sikap atau tingkah laku mereka. Simpati yang terbit sebagai hasil daya tarik dari motivasi yang berhasil diteruskan dengan menguraikan pentingnya masalah tersebut untuk lekas diatasi.
Dilanjutkan dengan meyakinkan klien bahwa secara bersama kita mampu menghadapi masalah krisis peradaban hijau yang mengancam eksistensi manusia dalam keterkaitannya dengan alam. Agen perubahan harus cerdas melihat kondisi dengan empatik dari perspektif klien terkait kepekaannya terhadap lingkungan sosial dan pentingnya gaya hidup hijau dalam menegakkan peradaban yang seimbang. Agen perubahan tak boleh jemu untuk terus menyelidiki berbagai peluang dari tindakan yang dilakukan yang berpotensi mengantarkan klien mencapai tujuan mereka sehingga klien tertarik dengan gagasan perubahan. Agen perubahan secara berkelanjutan menstabilkan tingkah laku baru dari klien untuk menguatkan pesan yang telah diadopsi.
Hasil akhir yang dicapai seorang agen perubahan adalah mengembangkan sikap memperbaharui diri (self-renewing) dalam diri klien. Ketika gagasan inovatif yang disampaikan agen perubahan dinilai stabil maka seorang agen perubahan secara berkala harus menarik keberadaan dirinya untuk keluar dari cakupan masalah klien. Agen perubahan berusaha untuk merevolusi sistem yang ditanamkan pada klien dari posisi mempercayai seorang agent of change untuk dapat mempercayai dirinya sendiri sebagai agent of change yang memegang peran dominan dalam menyampaikan pembaharuan kepada pihak lain.
Diprakarsai dari satu pelopor agen perubahan diharapkan gagasan yang inovatif dalam merombak gaya hidup yang keliru dan mendukung aksi penyeimbangan komponen peradaban ini dapat tersebar secara luas melalui peran-peran para agen perubahan yang beranak-pinak dari satu individu kepada sejumlah individu yang lain. Pencetakan agent of change dalam menghijaukan peradaban di bumi sebagai tempat keberlangsungan hidup mencintai alam dan melanggengkan kelestariannya diharapkan meraih hasil akhir maksimal. Dirintis dari hal kecil kelak akan tercipta kekompakan pada sekelompok besar manusia yang akan menanggulangi ataupun meminimalisir kecacatan dalam pembangunan peradaban yang tidak disokong keseimbangan komponen manusia dan alam. [] (GN-MTH)

Komentar

Postingan Populer