Sinopsis Lengkap Film "MEREBUT SATU SURGA"
Seorang remaja bernama Bian (T.Alviandra
Fitrian) dikenal akan kecerdasan dan prestasi yang ditorehkannya mengangkat
nama sekolah. Keluarga inti benar-benar menyayanginya terlebih sebagai anak
bungsu, dia tergolong anak yang tidak banyak tingkah. Namun di tengah
kecerdasan dan keasyikannya bergelut dengan buku-buku, suatu pertanyaan tanpa
diundang hadir begitu saja menggoyahkan ketekunannya dalam belajar. Apa manfaat pendidikan sebenarnya? Tapi
berkat Papa yang sangat diidolakannya itu ia tetap jalani prahara batin tentang
makna pendidikan sejati yang terkadang dibumbui dengan cita-cita sang Papa (Syed Muhammad Ravien) yang selalu
mendamba surga. Hingga dikenal dua surga: surga dunia dan surga akhirat yang
abadi, yang menjadi dua tujuan hidup.
Ada cerita lain Bian dengan anak-anak jalanan yang
selalu ia temui di dekat sekolah. Dua anak pemulung yang selalu kerja keras dan
punya mimpi tinggi untuk bisa mengenyam pendidikan di sekolah umumnya. Fahri (M.Alfarel Rayhanda) dan adiknya Rani (Puteri Melanie) adalah salah satu
potret pendidikan anak jalanan yang begitu memprihatinkan. Selain dituntut
dalam hidup sehari-hari, ekonomi yang sulit, tanah untuk tinggal yang terus
digusur, apalagi untuk sekolah? Sekolah hanyalah harapan yang rutin hadir dalam
mimpi-mimpi mereka. Juga cerita lain adalah seorang Ustadzah bernama Ranida (Kiswih Putri Hasinah) yang selalu
mengimbangi emosional Bian kala batinnya diusik oleh masalah terkait
pendidikannya yang muram karena belum ikhlas melepas kepergian sang Papa akibat
sakit jantung menahunnya. Dan tepat di suatu malam Papa Andi menghembuskan
nafas terakhir ketika menjadi imam dalam shalat Tahajud bersama Bian. Seperti
kartini di abad millenium, Ustadzah Ranida hadir seperti ibu-ibu modern yang
religius dengan nasihat yang bisa meluluhkan hati murid-murid didikan
mengajinya. Bian terhibur setelah duka yang menyalah-nyalahkan pendidikan
akibat terhipnotis ambisi surga yang selalu dikatakan Papa Andi.
Film ini Bian dan Yana menjadi tokoh sentral meski
lebih menitikberatkan Bian sebagai sudut pandang cerita. Sepanjang film
berdurasi 40 menit ini memaparkan sebuah pencarian batin akan arti pentingnya pendidikan? Sehingga Bian
selalu bosan mendengarkan ucapan sang Kakak yang selalu memproklamirkan, menghargai arti pendidikan. Dalam
pencariannya ini Bian ditemani para sahabat yang selalu mensupportnya baik di
saat suka maupun duka. Di samping pendidikan film ini mencoba mengangkat
realita sosial yang ada di negeri berjulukan Bhinneka Tunggal Ika. Dari itu
dihidupkanlah beberapa tokoh rekaan yang menjadi teman-teman Bian yang berbeda
agama tapi tetap bersama dan saling hormat-menghormati. Ada Ray (Irfan Kamil) yang beragama Hindu, ada
Maria (Christina Roganda) dan
temannya satu gereja (Clarita Sonia
Siahaan), ada Andre (M.Fadhli Iman),
ada Yoga (M. Viqri Febryan) seorang
Cina Muslim dan tak lupa ada juga Fitriana Raenisa (Siti Asyura) seorang siswi yang terkenal cerdas dan shalihah
sekaligus menjadi pacar Bian.
Salah satu konflik di antara geng belajar ini
ialah pasang surut hubungan Bian dan Raenisa yang begitu fanatik dengan belajar
sampai memilih putus dan menjadi sahabat saja menjelang Ujian Nasional. Bian
kehilangan sebagian cahaya hidupnya dan lama-lama merenungkan segala kejadian
ini.
Sederet kisah sendu lain yang juga prahara
terbesar Yana ketika usia kehamilannya delapan bulan, ia malah keguguran karena
kecelakaan kecil. Semua anggota keluarga panik, Bian dijemput dari sekolah,
Mama Silvia yang tengah panik di sekolah tempat mengajarnya dapatkan isyarat
dengan tasbihnya yang putus, Bang Cakka (Raka
Mussada) abang satu tingkat di atas Bian yang jarang di rumah karena kost di
dekat kampusnya serta Bang Ravien yang tengah kerja di kantor langsung pulang
membawanya ke Rumah Sakit. Tapi semua terlambat, keluarga besar kehilangan satu
anggota keluarga yang begitu didamba.
Akhir cerita surga yang menjadi benang merah atas
kasus besar pendidikan dan realita sosial ialah ketika Bian mengerti maksud dua
surga: surga dunia dan surga akhirat. Setidaknya dalam ikhtiar merebut surga
sesungguhnya di akhirat, Bian mencoba mengumpulkan surga-surga yang Allah
turunkan rezekinya di dunia ini. Ia sukses dengan nilai UN tertinggi se-Riau
sementara Yana yang depresi kehilangan putera bayangan yang sebelumnya sempat
menemuinya di mimpi. Nama yang telah ia siapkan berupa Habibie (Endrico Dwi Julianto) supaya kecerdasan
dan ketekunannya sama seperti Bapak BJ. Habibie, presiden ketiga jenius yang
pernah dimiliki di Republik ini. Yana memilih menjadi guru di salah satu
perkampungan pemulung di pinggiran Kota Pekanbaru. Karena untuk mewujudkan
embel-embel hidupnya ’yang selalu
menghargai arti pendidikan’ dengan mendidik anak-anak titipan Allah itu
sebelum Allah benar-benar menitipkan anak yang sebenarnya kepada Yana. Itulah
dua surga yang diwakili dengan judul: MEREBUT
SATU SURGA.
GALA PREMIERE FILM MEREBUT SATU SURGA:




Komentar
Posting Komentar