HEADLINE - Taktik Parpol Gaet Artis, Masih Laku di Zaman Now?





H E A D L I N E   N E W S
HEADLINE: Taktik Parpol Gaet Artis, Masih Laku di Zaman Now?
HDL MINGGU III  - 22 April – 28 April / Liputan6.com
(24 April)

Giring Ganesha Djumaryo saat foto serta wawancara dengan Liputan6.com dan Merdeka.com, Jakarta, Kamis (19/4). Meledaknya album pertama Nidji sukses mengantar Giring dan kawan-kawan menjadi salah satu band papan atas Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, siang itu ramai oleh wajah-wajah pesohor. Bisa dimaklumi kalau sang tuan rumah, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu PKB Marwan Djafar, tak putus menyunggingkan senyum kepada para hadirin.
Hari itu, Senin 11 Desember 2017 memang terbilang istimewa. DPP PKB menggelar acara penyerahan berkas bakal calon anggota legislatif dan deklarasi bakal caleg dari kalangan artis atau selebritas.
"Mereka semua selama ini sudah menjadi kader kita dan kini mendaftarkan diri sebagai caleg," ujar Muhaimin penuh semangat.
Sejumlah nama kondang di jagat dunia hiburan Tanah Air yang akan mendeklarasikan diri sebagai bakal caleg PKB terlihat hadir. Mereka antara lain Tommy Kurniawan, Said Saleh Bajuri, Ressa Herlambang, Yadi Sembako, Herman Seventeen, Ifan Seventeen, Mandala Abadi Sauji, dan Sandi Nayoan.
Berduyun-duyunnya artis menjadi caleg PKB memang sebuah pemandangan baru, apalagi itu dilakukan jauh-jauh dari sebelum Pemilu 2019 digelar. Padahal, yang selama ini dikenal sebagai parpol tempat bernaungnya para artis menuju kursi DPR adalah Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada Pemilu 2014, PAN tercatat sebagai parpol dengan calon dari kalangan artis terbanyak. Ada 18 caleg artis dari PAN yang maju mengincar kursi di Senayan. Tak heran kalau kemudian ada yang mempelesetkan PAN sebagai "Partai Artis Nasional".
Namun, untuk Pemilu 2019 bakal caleg artis tersebar hampir di semua parpol, karena mereka punya alasan masing-masing. Termasuk Tommy Kurniawan, aktor dan bintang iklan yang memutuskan berlabuh di partainya Cak Imin, panggilan karib Muhaimin Iskandar.
"Saya merasa nyaman di PKB, saya merasa politik ala santrinya sangat menyamankan saya. Terus saya juga bisa kenal dengan guru-guru yang secara keilmuan luar biasa, terus enggak kaku juga, milenial banget, intinya saya sangat nyaman," tegas Tommy saat ditemui di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat 20 April 2018.
Dia juga menampik anggapan bahwa artis masuk ke dunia politik lantaran dunia hiburan tak bisa lagi menunjang gaya hidup mereka. Bahkan, Tommy menegaskan profesi sebagai artis adalah pekerjaan paling enak dunia, baik dari sisi pendapatan maupun popularitas.
"Kita di sinetron itu gajinya gede. Tapi kan kita punya cita-cita yang lain, yaitu di dunia usaha, insyaallah kalau sudah sukses baru terjun ke politik, bisa lebih bermanfaat untuk teman-teman," ujar pria kelahiran Jakarta 15 September 1984 itu.

Selain itu, menurut dia, banyaknya artis yang menjadi politikus justru akan menguntungkan kalangan artis. Alasannya, jika terpilih sebagai legislator mereka bisa memperjuangkan hak-hak artis yang selama ini belum sepenuhnya dinikmati.
"Banyak artis yang belum terlindungi dalam regulasi," ujar mantan menantu politikus senior Golkar Fadel Muhammad itu.
Karena itu, agar tak hanya dianggap sebagai pemanis, Tommy berharap rekan-rekannya sesama artis yang akan menjadi caleg untuk terus meningkatkan wawasan keilmuan serta kemampuan berdebat dan mempertahankan argumen.
"Selama ini kan kita terkenal hanya di sinetron atau dialog-dialog, tetapi orang belum menguji kita dari sisi pengetahuan. Jadi meng-upgrade diri itu penting buat teman-teman artis untuk menunjukkan kalau kita juga memiliki kemampuan," pungkas Tommy.
Alasan berbeda dipaparkan vokalis grup band Nidji, Giring Ganesha yang belakangan memutuskan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mengaku awalnya sangat apatis terhadap masalah-masalah politik, Giring lantas menjadi tertarik setelah melihat munculnya sosok-sosok pemimpin yang menurut dia telah membawa perubahan.
"Setelah melihat ada tokoh-tokoh baru seperti Pak Jokowi, Ibu Risma, Ahok, dan Ridwan Kamil, saya merasa orang-orang ini bekerja dengan benar dan telah membawa banyak perubahan signifikan. Jadi, jika semuanya dikelola dengan baik, pasti akan berhasil," ujar Giring saat ditemui di kediamannya, Pinang Residence, Jakarta Selatan, Kamis 19 April 2018.
Infografis selebritas di panggung politik (Liputan6.com/Abdillah)
"Dilamar" Grace Natalie
Pucuk dicinta ulam tiba, saat ketertarikan terhadap dunia politik itu muncul, Giring diajak Ketua Umum PSI Grace Natalie untuk bergabung. Meski hanya menjadi anggota biasa di PSI, Giring tak menyia-nyiakan kesempatan itu karena punya alasan masuk ke sebuah parpol baru yang minim pengalaman.
"Simpel saja, saya ingin masuk ke sebuah partai yang belum ada perpecahan di dalamnya, belum ada faksi-faksi. Saya takutnya kalau masuk partai yang sudah stabil, nantinya hanya ingin berpolitik karena berharap dapat jabatan, itu bisa melupakan misi besar saya," jelas penyanyi kelahiran Jakarta 14 Juli 1983 itu.
Misi besar Giring itu adalah mengabdi di dunia pendidikan. Meski kerap menyuarakan soal pendidikan dalam lagu-lagunya saat masih menjadi vokalis Nidji, dia merasa itu belum cukup.
"Jadi saya punya misi besar mau masuk legislatif di Komisi X yang mengurusi pendidikan dan musik, itu passion saya banget. Saya mau bikin undang-undang dan peraturan yang membuat sistem pendidikan kita sesuai dengan zaman," ujar putra dari Djumaryo Imam Muhni, mantan wartawan foto Kantor Berita Antara.
Mimpi besar itu lagi-lagi menemukan penyalurannya, karena Giring mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi jadi anggota legislatif dari PSI.
"Yang keren dari PSI, kita itu dites untuk jadi caleg. Waktu itu gue (diuji) sama mantan Menteri Perdagangan Mari Pangestu dan pakar psikologi politik Hamdi Moeloek. Jadi waktu presentasi, gue ceritakan tentang impian gue. Pertama gue mau hapus Ujian Nasional dan menggantinya dengan ujian bakat dari kecil. Wah, itu langsung disebut tim penguji keren," cerita Giring.
Kini, dia mulai sibuk turun ke lapangan untuk bersosialisasi dengan warga di Dapil I Jabar yang meliputi wilayah Bandung dan Cimahi. Meski harus mencari dana sendiri, dia mengaku senang menjalani aktivitas barunya karena selalu mendapat sambutan antusias.
"Kebetulan saya juga punya program safari pendidikan dan internet sehat untuk si kecil. Sekarang sudah ada 10 daerah yang antre mengundang saya jadi pembicara. Tapi ya gitu, di setiap daerah jadinya makan mulu, menunya nasi jengkol. Saya memang suka banget sama jengkol," ujar Giring sambil tertawa.
Suami dari Cynthia Riza ini tak menampik bahwa latar belakangnya sebagai artis ikut membantu langkahnya menapak jalan sebagai bakal caleg PSI. Keuntungan itu berdampak ganda, baik untuk pribadi maupun untuk parpol bersangkutan.
"Menurut saya itu keuntungan ketika publik figur masuk ke partai politik. Bahkan, ada partai yang isinya artis semua, seperti PAN, Partai Artis Nasional. Itu saling mendongkrak. Saya masuk PSI, di daerah ternyata banyak yang tertarik masuk partai baru ini. Tiap datang ke daerah warga bilang 'Bang, begitu lu masuk, kita jadi tambah semangat'," cerita Giring.
Namun demikian, lanjut dia, bukan berarti dengan kepopuleran itu seorang artis yang terjun ke dunia politik akan mendapatkan semua kemudahan. Justru, rintangan yang dihadapi juga banyak.
"Rintangannya adalah menyakinkan, dan ini enggak gampang. Masih banyak orang yang beranggapan artis bisa apa?" papar tokoh Sudja dalam film Sang Pencerah itu.
Yang jelas, Giring sudah mantap untuk menjadi politikus. Baginya ini adalah pilihan terbaik setelah dia tak lagi berada di dunia hiburan.
"Saya sudah 15 tahun di dunia musik, saatnya grow (berkembang). Ya manusia kan kalau enggak grow, mati. Pilihannya cuma itu, grow or die. Kalau kita enggak grow, nanti mati lagi," pungkas Giring.



Komentar

Postingan Populer